1. Hiasi Dengan Kejujuran
2. Jauhkan Diri Dari Sikap Dengki
3. Yakin Bahwa Allah Tidak Akan Memberikan Ujian/Cobaan Kecuali Sesuai Kemampuan Kita
4. Tawakkal Kepada Allah
5. Sabar
Jam
Saturday, April 27, 2013
Friday, April 26, 2013
Bagaimana cara menjaga dan mengelola hati kita ???
Sesungguhnya inti dari diri kita adalah hati atau kalbu kita sendiri.
Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas dan badan kuat
menjadi mulia. Dengan hati yang hidup inilah orang yang lumpuh pun bisa
menjadi mulia, orang yang tidak begitu cerdas pun dapat menjadi mulia.
Andaikata hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, pikiran pun bisa menjadi cerdas. Mengapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki, atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sekali saja kita tidak suka kepada seseorang, lambat laun kebencian itu akan memakan waktu, menihilkan produktivitas, dan menghilangkan kebahagiaan kita. Kita akan lelah memikirkan orang yang kita benci.
Dengan kebersiahan hati, insya Allah otak kita akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat daripada orang lain. Namun orang yang kotor hatinaya, cuma akan jalan di tempat. Dia akan sibuk memikirkan kekurangan orang lain, yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi sempit.
Ada beberapa langkah untuk menjaga dan mengelola hati kita, yaitu pengenalan diri, pembersihan hati, pengendalian diri, pengembangan diri, makrifatullah, dan ikhlas. Pada hari ini kita akan membahas mengenai langkah pertama dalam menjaga dan mengelola hati, yaitu pengenalan diri.
Ikhitiar pembersihan hati harus dimulai dengan upaya memahami diri dan orang lain. Tanpa pemahaman dan pengenalan yang mendalam mustahil kita bisa terhindar dari kekotoran hati. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sumber dari kiat menjaga dan mengelola hati adalah pengenalan diri.
Seseorang yang mampu mengendalikan perasaan dan emosinya adalah orang yang bisa memahami siapa dirinya. Jadi, tentunya kita akan bisa mengendalikan diri begitu kita mengenalnya secara mendalam. Orang-orang yang terkadang tidak mampu mengendalikan dirinya, itu karena mereka asing dengan diri mereka sendiri. Lalu, bisa terjadi pada suatu waktu mereka melakukan perbuatan maksiat sementara mereka merasa melakukannya tanpa sadar.
Untuk mengenal diri kita tentu memulainya dari sebuah proses yang mendalam, bukan tiba-tiba saja kita bisa memahami diri kita. Proses mendalam ini dengan cara introsepeksi diri. Proses introspeksi diri ini tentunya bisa berjalan efektif manakala kita mampu menata suasana hati kita.
Langkah awal untuk mengenal diri kita adalah dengan mencermati potensi yang ada pada diri kita. Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Artinya, jika kita memikirkan bahwa diri kita ini tidak berguna, maka ketidakbergunaan itulah yang akan tetap menjadi cap diri kita. Dengan demikian, potensi-potensi positif yang ada pada diri kita akan padam.
Kita sering bertanya-tanya, siapa aku, untuk apa aku di dunia ini, siapa yang menciptakan aku, apa yang bisa ku perbuat, apa kelemahanku, dan apa kelebihanku? Jawaban atas semua pertanyaan itu akan kita peroleh dengan mendalami hati dan medekatkan diri kepada Allah SWT. Hati sebagai pusat kendali jasad dan otak, otak sebagai sarana pengembangan akal dan penggerak perilaku, dan fisik yang menjadi gambaran akal dan suasana hati. Jadi selain itu, orang lain pun dapat membantu kita untuk mengetahui sipa diri kita. Besar hati menuai kritik dari orang lain dan kuat hati menerima pujian.
Pada Q.S ar-rad ayat 11 : “....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri....” Ayat ini penegasan bahwa Allah hanya akan membiarkan suatu kaum yang terpuruk apabila mereka tidak berniat dan berusaha berubah.
Langkah kedua adalah fokuskanlah pada diri sendiri. Uruslah diri sendiri sebelum mengurus orang lain. Perbaikilah diri sendir sebelum memperbaiki orang lain. Dan bersihkanlah diri sendiri sebelum membersihkan orang lain.
Langkah terakhir adalah ubahlah persepsi. Persepsi adalah cara pandang kita terhadap potensi-potensi pada diri kita. Karena itu, jika kita mempersepsikan diri kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah sukses.
So,,reNungi lah,,"Siapa diri kita..??"
Andaikata hati kian bersih tentu akan nikmat sekali menjalani hidup ini. Kalau hati kita ini bersih dan sehat, pikiran pun bisa menjadi cerdas. Mengapa? Karena tidak ada waktu untuk berpikir licik, dengki, atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain. Sekali saja kita tidak suka kepada seseorang, lambat laun kebencian itu akan memakan waktu, menihilkan produktivitas, dan menghilangkan kebahagiaan kita. Kita akan lelah memikirkan orang yang kita benci.
Dengan kebersiahan hati, insya Allah otak kita akan lebih cerdas, ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang. Orang yang bersih hati itu punya kemampuan berpikir lebih cepat daripada orang lain. Namun orang yang kotor hatinaya, cuma akan jalan di tempat. Dia akan sibuk memikirkan kekurangan orang lain, yang ada dalam pikirannya hanyalah kejelekan orang. Hatinya akan menjadi sempit.
Ada beberapa langkah untuk menjaga dan mengelola hati kita, yaitu pengenalan diri, pembersihan hati, pengendalian diri, pengembangan diri, makrifatullah, dan ikhlas. Pada hari ini kita akan membahas mengenai langkah pertama dalam menjaga dan mengelola hati, yaitu pengenalan diri.
Ikhitiar pembersihan hati harus dimulai dengan upaya memahami diri dan orang lain. Tanpa pemahaman dan pengenalan yang mendalam mustahil kita bisa terhindar dari kekotoran hati. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sumber dari kiat menjaga dan mengelola hati adalah pengenalan diri.
Seseorang yang mampu mengendalikan perasaan dan emosinya adalah orang yang bisa memahami siapa dirinya. Jadi, tentunya kita akan bisa mengendalikan diri begitu kita mengenalnya secara mendalam. Orang-orang yang terkadang tidak mampu mengendalikan dirinya, itu karena mereka asing dengan diri mereka sendiri. Lalu, bisa terjadi pada suatu waktu mereka melakukan perbuatan maksiat sementara mereka merasa melakukannya tanpa sadar.
Untuk mengenal diri kita tentu memulainya dari sebuah proses yang mendalam, bukan tiba-tiba saja kita bisa memahami diri kita. Proses mendalam ini dengan cara introsepeksi diri. Proses introspeksi diri ini tentunya bisa berjalan efektif manakala kita mampu menata suasana hati kita.
Langkah awal untuk mengenal diri kita adalah dengan mencermati potensi yang ada pada diri kita. Anda adalah apa yang Anda pikirkan. Artinya, jika kita memikirkan bahwa diri kita ini tidak berguna, maka ketidakbergunaan itulah yang akan tetap menjadi cap diri kita. Dengan demikian, potensi-potensi positif yang ada pada diri kita akan padam.
Kita sering bertanya-tanya, siapa aku, untuk apa aku di dunia ini, siapa yang menciptakan aku, apa yang bisa ku perbuat, apa kelemahanku, dan apa kelebihanku? Jawaban atas semua pertanyaan itu akan kita peroleh dengan mendalami hati dan medekatkan diri kepada Allah SWT. Hati sebagai pusat kendali jasad dan otak, otak sebagai sarana pengembangan akal dan penggerak perilaku, dan fisik yang menjadi gambaran akal dan suasana hati. Jadi selain itu, orang lain pun dapat membantu kita untuk mengetahui sipa diri kita. Besar hati menuai kritik dari orang lain dan kuat hati menerima pujian.
Pada Q.S ar-rad ayat 11 : “....Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri....” Ayat ini penegasan bahwa Allah hanya akan membiarkan suatu kaum yang terpuruk apabila mereka tidak berniat dan berusaha berubah.
Langkah kedua adalah fokuskanlah pada diri sendiri. Uruslah diri sendiri sebelum mengurus orang lain. Perbaikilah diri sendir sebelum memperbaiki orang lain. Dan bersihkanlah diri sendiri sebelum membersihkan orang lain.
Langkah terakhir adalah ubahlah persepsi. Persepsi adalah cara pandang kita terhadap potensi-potensi pada diri kita. Karena itu, jika kita mempersepsikan diri kita selalu gagal dan tidak bisa diperbaiki, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah sukses.
So,,reNungi lah,,"Siapa diri kita..??"
Jiwa Yang Tenang
Bagaimana mendapatkan jiwa yang tenang dalam kehidupan kita?
Ada 3 hal yang akan menenangkan kegelisahan jiwa, yaitu:
1. Keikhlasan
2. Kesyukuran
3. Keharusan memampukan diri
1. Keikhlasan
2. Kesyukuran
3. Keharusan memampukan diri
Apabila ada masalah terjadi, ada kesulitan, ada tantangan, katakanlah “Aku harus ikhlas, bersyukur dan memampukan diri“.
Orang yang ikhlas, bersyukur, dan selalu bekerja untuk memampukan
diri tidak mungkin hatinya bisa digelisahkan oleh masalah-masalah yang
lebih kecil dari dirinya.
Kita akan selalu lebih besar kemampuan kita daripada masalah yang dihadiahkan oleh Tuhan.
Apakah kita harus menghindari masalah dalam hidup untuk mendapatkan jiwa yang tenang?
Masalah atau kesulitan tidak akan hilang dalam kehidupan. “Hidup itu sulit”
memang benar, tidak ada yang mengatakan hidup ini mudah. itu sebabnya
kita harus memampukan diri sehingga yang dulu menyulitkan kita tidak
lagi sekarat.
Tugas kita bukan mengecilkan masalah, bukan menghapus masalah, tetapi
menjadi pribadi-pribadi yang lebih besar dari pada masalah yang
dihadapi dalam kehidupan kita.
Mengapa kegelisahan itu kebanyakan datang dari orang-orang terdekat?
Cinta itu tidak mungkin membuat kita tidak peduli, dan cinta itu selalu membuat kita menuntut.
Tuntutan pertama dari cinta adalah “Engkau milikku,itu sebabnya cinta harus memiliki.”
Karena harus memiliki, kita ingin dia menjadi yang terbaik, jika dia
tidak menjadi yang terbaik kita marah. Itu sebabnya kita lebih mudah
marah kepada anggota keluarga daripada orang lain.
Semakin anda mencintai semakin anda mudah marah. Enaknya kalau orang
tahu itu bisa mencegah sebelum sesuatu terjadi. Jadi jika kita menuntut
orang yang kita cintai, bersabarlah karena anda belum tentu jadi yang
terbaik baginya.
Apakah orang yang sabar termasuk kategori orang yang hatinya tenang?
Sabar bukan sifat, tapi akibat dari ikhlas dan bersyukur. Orang sabar
itu akibat dari pemikiran yang ikhlas dari hati yang bersyukur dan dia
tahu dia harus memampukan diri. Tuhan tahu kita harus memampukan diri.
Kalau kita berusaha ikhlas, apakah menerima semua permasalahan dan
kekurangan yang kita miliki, Ikhlas untuk yang sudah terjadi, tapi
jangan ikhlas kalau belum terjadi, upayakan yang terbaik.
Keikhlasan itu menerima Tuhan dengan segala kebenarannya.
Ikhlas itu tidak mengarang-ngarang lagi mengenai fatwa, haram, halal, tidak ada karangan dalam hidup.
Manusia yang mengeluarkan fatwa itu tidak membuat fatwa, dia hanya
mengambil dari yang telah ditetapkan Tuhan, lalu disampaikan kepada
saudaranya dengan perasaan takut salah.
Keikhlasan itu menerima segala sesuatu yang diberikan oleh Tuhan sebagai kebenaran sebagai pedoman hidup menjadikan kita “up” tertuntun dalam “logika iman.“
Logika yang berdasarkan iman kebenarannya tidak mungkin salah, karena
kebenaran yang tersambung dalam kebenaran dunia dengan akhirat.
Siapakah yang lebih besar memiliki rasa ikhlas?, apakah orang yang memiliki jiwa yang tenang atau orang yang memiliki jiwa yang besar?
Jiwa yang tenang adalah kualitas hasil dari 3 hal: ikhlas, syukur dan memampukan diri…
Jadi yang paling tenang adalah yang paling ikhlas, paling bersyukur, dan paling memampukan diri.
Ketenangan bukanlah keadaan yang tanpa masalah, tapi keanggunan
karena meyakini apapun yang terjadi adalah untuk kebaikan, bisa dan akan
terselesaikan dengan baik.
IKHLAS ADALAH SEGALA SESUATU YANG DISAMPAIKAN SEBAGAI KEBENARAN OLEH TUHAN YANG HARUS DITERIMA.
Orang yang jiwanya tenang, hatinya tidak berbicara ketika melihat
orang lain terutama ketika melihat yang aneh-aneh. Masalah hati bisa
berkurang dengan cara mendoakannya..
ORANG-ORANG YANG SULIT MEMBUAT SESEORANG UNTUK DAMAI ADALAH
ORANG-ORANG YANG MASIH MEMILIKI SIFAT SOMBONG, PENCEMOOH, DAN MUNAFIK.
Bagaimana cara mendapatkan jiwa yang tenang secara konsisten?, karena biasanya jiwa kita tenang hanya sesaat.
Jiwa yang tenang hidupnya diserahkan kepada Tuhan….
Apa yang membedakan ketenangan jiwa dengan ketenangan pikiran?
Semua kehidupan kita baik kalau juga hatinya baik..
Hati tidak baik kalau pikirannya tidak baik.
Hati tidak baik kalau pikirannya tidak baik.
Hati menentukan kualitas hidup..
Kualitas hati ditentukaan oleh kualitas pikiran
Kualitas hati ditentukaan oleh kualitas pikiran
Pikiran bisa dibangun dengan ilmu dan pengetahuan..
Orang yang tahu, tahu cara mengelola hatinya, lalu dirinya menjadi baik.
Orang yang tahu, tahu cara mengelola hatinya, lalu dirinya menjadi baik.
“BERSERAHLAH, PASRAHKANLAH DIRIMU KEPADA TUHAN, AGAR DIRIMU MENJADI
SEPENUHNYA BUAT-NYA, KEMUDIAN TUHAN TIDAK AKAN MUNGKIN
MENYIA-NYIAKANMU.”
“Masalah adalah rahmat yang belum kita ketahui gunanya, dan musuh adalah sahabat yang belum jadi.”
Ikhlas itu seperti bagian tangkai yang bergerak yang naik turun,
kalau tidak kita bidik ia akan meleset, jadi setiap hari ia harus
menjadi pribadi yang awas, yang tahu apa yang sedang terjadi dan
menyesuaikan keikhlasan dan kesyukurun dengan apa yang terjadi saat
itu..
Adakah batasan-batasan yang harus kita ketahui ketika kita ada keinginan untuk menjadi pribadi yang lebih mampu?
Bagi impian kita tidak ada batas, biasanya yang membatasi impian kita adalah tingkat upaya kita.
“Tidak ada impian yang terlalu tinggi, yang ada adalah upaya yang tidak cukup.”
Tuhan menetapkan, kamu tidak akan merubah nasibmu kecuali kamu berupaya.
Kesimpulan:
Kalau anda ikhlas menjadi orang kecil, saya heran karena tidak ada orang ikhlas jadi orang kecil.
Tugas kita adalah sebagai khalifah, dalam diri kita sudah ada tugas-tugas sebagai khalifah, itu tanda bahwa kita itu penting. Anda itu penting bagi Tuhan, maka tugas anda adalah meminta dan berdoa kepada Tuhan..
….Yuk.. kita jadi orang yang oleh Tuhan ditenagai dengan hebat…
….karena kita memutuskan untuk menjadi jiwa yang …
….Ikhlas….bersyukur…. dan memampukan diri…
….karena kita memutuskan untuk menjadi jiwa yang …
….Ikhlas….bersyukur…. dan memampukan diri…
Demikian rangkuman singkat dari Mario Teguh Golden Ways dalam episode Jiwa Yang Tenang. Mohon maaf jika terjadi banyak kekurangan dalam teknik penulisan, dan semoga bisa memberikan manfaat. (Sukses buat Kita semua
Ya Allah Izinkan Dia Untukku,
Pada hakikatnya kesempurnaan hanyalah Milik Allah dan sebagai umatnya kita hanya bisa berusaha untuk jadi yang terbaik, tanpa ingkar atas ketetapan yang telah tergariskan untuk kehidupan yang mesti dijalani. Menerima takdir keputusan akan jodoh, rezeki, juga segala anugerah apa adanya dengan senantiasa bersyukur akan membuat hidup lebih dalam ketenangan.
Thursday, April 25, 2013
Wednesday, April 24, 2013
Kecewa dan patah hati
dan dunia menjadi kelam dan kelabu
hidup ini tak menarik lagi
kecuali untuk nelangsa
karena diperlakukan tak adil?
Memang meletihkan
jika hidup ini hanya tuk menjelaskan
AKU Mencoba Tersenyum, Walau dalam linangan air mata.
Karena Aku Yakin Dengan kecintaan Tuhan (Allah Subhanawata'ala) Terhadap Diriku.
Tidak mungkin ALLAH Memberikan Aku Kesedihan, tanpa rencana pembahagiaan Dari_Nya.
dan dunia menjadi kelam dan kelabu
hidup ini tak menarik lagi
kecuali untuk nelangsa
karena diperlakukan tak adil?
Memang meletihkan
jika hidup ini hanya tuk menjelaskan
AKU Mencoba Tersenyum, Walau dalam linangan air mata.
Karena Aku Yakin Dengan kecintaan Tuhan (Allah Subhanawata'ala) Terhadap Diriku.
Tidak mungkin ALLAH Memberikan Aku Kesedihan, tanpa rencana pembahagiaan Dari_Nya.
Tuesday, April 23, 2013
Monday, April 22, 2013
Sunday, April 21, 2013
"Aku Ingin Mencintai & Dicintai" (^_^), dan Itu Berasal Dari Dalam Hati,,!!!
I love you
Ku temukan cinta sejati di kamu
Hanya dengan kamu
I need you
Tak tahu aku jadi apa tanpamu
Aku butuh kamu
Biarlah orang lain ingin tahu
Cinta kita bukan untuk diumbar-umbar
Biarlah semua rantai berisik
Mengganggu ketenangan aku dan kamu
Diriku percaya kau tercipta untukku
Aku terima semua baik burukmu
(let's talk about love) i love you
Ku temukan cinta sejati di kamu
Hanya dengan kamu
I need you
Tak tahu aku jadi apa tanpamu
Aku butuh kamu
Biarlah orang lain ingin tahu
Cinta kita bukan untuk diumbar-umbar
Biarlah semua rantai berisik
Mengganggu ketenangan aku dan kamu
Diriku percaya kau tercipta untukku
Aku terima semua baik burukmu
(let's talk about love) i love you
Cintai Diri Anda Sebelum Mencintai Orang Lain | AreaDEWASA
Cintai Diri Anda Sebelum Mencintai Orang Lain | AreaDEWASA
Ketika Anda tahu bahwa mencintai diri Anda terlebih dahulu sangat penting untuk menumbuhkan hubungan yang penuh kasih, maka Anda akan memahami dan menerimanya sebagai landasan hanya sebagai cinta yang tanpa syarat, kasih sayang dan keinginan untuk membantu orang lain berkembang.
Persepsi bahwa untuk mencintai diri Anda terlebih dahulu adalah kunci untuk mampu melakukan yang paling baik untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain, tidak datang secara alami kepada kita sebagai manusia.
Manusia telah dikondisikan untuk berpikir bahwa mencintai diri sendiri adalah satu hal yang egois dan hal terbaik yang bisa kita lakukan di dunia ini adalah ketika kita memberikan dan melakukan sesuatu untuk orang lain. Kita menerima dan menyerah pada tuntutan keluarga, pekerjaan dan bahkan harapan masyarakat untuk menjadi tipe Wanita, Pria, orang tua yang bisa diterima. Terkadang, manusia terlalu banyak melakukan sesuatu untuk orang lain dan lupa untuk mencintai dirinya sendiri.
Namun sebagai Pria dan Wanita, apalagi yang masih muda, Anda bisa menyisihkan waktu untuk merawat dan memanjakan diri Anda sendiri, untuk melakukan hal-hal yang Anda tahu akan membuat Anda merasa baik, untuk bergaul dengan teman-teman Anda dan berpartisipasi dalam hal-hal yang Anda nikmati.
Tanggung jawab itu tumbuh ketika Anda mencintai diri Anda dan peduli dengan diri Anda sendiri
Mengapa kemudian sebagai orang Dewasa, Anda tidak memiliki ketabahan yang sama untuk mengurus diri sendiri, mengenali diri Anda sendiri dan memenuhi kebutuhan Anda tanpa merasa bersalah sedikitpun?
Sebagai orang Dewasa, Anda mengambil banyak peran; sebagai pasangan, ibu / ayah, karyawan atau pemilik bisnis, sekolah / komite anggota masyarakat, kepala penggalangan dana serta kegiatan 'ekstra kurikuler' untuk sekolah dan acara olahraga dan banyak lagi. Hampir semalam tanggung jawab Anda tumbuh sementara tingkat 'kecintaan terhadap diri sendiri dan perawatan diri' menyusut. Apakah Anda melihat diri Anda dalam gambaran ini?
Hubungan dengan diri sendiri adalah komitmen seumur hidup, - ketika Anda gagal untuk peduli dan mencintai diri Anda sampai akhirnya membenci tanggung jawab Anda, termasuk memberi perhatian pada orang yang Anda cintai. Bila Anda mengabaikan kebutuhan Anda, Anda mengatakan kepada dunia bahwa Anda tidak layak dengan cinta dan perhatian sehingga itu akan memberi Anda apa yang Anda percaya layak Anda dapatkan.
Lakukan sesuatu yang membuat Anda bahagia
Ciptakan waktu dimana Anda bisa memberi perhatian pada diri Anda dan merawat diri Anda. Sadar diri untuk melakukan hal-hal yang membuat Anda bahagia. Ketika Anda melakukannya - Anda dapat menjadi seseorang yang lebih murah hati, memiliki energi tak berujung dan cinta terhadap diri tanpa sedikitpun kebencian terhadap tanggung jawab Anda.
Sebagai contoh, dalam sebuah lingkungan keluarga yang sehat yang mengutamakan perhatian, cinta dan penghargaan dari setiap individu termasuk pemberi perhatian yang paling utama. Tingkat perhatian ini terbukti di mana-pun keluarga Anda pergi. Ketika seseorang melihat anak-anak bahagia, Anda pasti menganggap bahwa mereka memiliki orang tua yang bahagia, atau mereka dikelilingi oleh lingkungan yang membahagiakan.
Luangkan waktu hari ini untuk kembali melakukan jadwal mingguan Anda dan berikan waktu untuk diri Anda – cintai diri Anda terlebih dahulu dan orang lain akan menghargai diri Anda serta memberi apresiasi lebih kepada Anda.
Jadilah cinta, mencintai, dan Anda akan dicintai.
Ketika Anda tahu bahwa mencintai diri Anda terlebih dahulu sangat penting untuk menumbuhkan hubungan yang penuh kasih, maka Anda akan memahami dan menerimanya sebagai landasan hanya sebagai cinta yang tanpa syarat, kasih sayang dan keinginan untuk membantu orang lain berkembang.
Persepsi bahwa untuk mencintai diri Anda terlebih dahulu adalah kunci untuk mampu melakukan yang paling baik untuk diri sendiri, keluarga dan orang lain, tidak datang secara alami kepada kita sebagai manusia.
Manusia telah dikondisikan untuk berpikir bahwa mencintai diri sendiri adalah satu hal yang egois dan hal terbaik yang bisa kita lakukan di dunia ini adalah ketika kita memberikan dan melakukan sesuatu untuk orang lain. Kita menerima dan menyerah pada tuntutan keluarga, pekerjaan dan bahkan harapan masyarakat untuk menjadi tipe Wanita, Pria, orang tua yang bisa diterima. Terkadang, manusia terlalu banyak melakukan sesuatu untuk orang lain dan lupa untuk mencintai dirinya sendiri.
Namun sebagai Pria dan Wanita, apalagi yang masih muda, Anda bisa menyisihkan waktu untuk merawat dan memanjakan diri Anda sendiri, untuk melakukan hal-hal yang Anda tahu akan membuat Anda merasa baik, untuk bergaul dengan teman-teman Anda dan berpartisipasi dalam hal-hal yang Anda nikmati.
Tanggung jawab itu tumbuh ketika Anda mencintai diri Anda dan peduli dengan diri Anda sendiri
Mengapa kemudian sebagai orang Dewasa, Anda tidak memiliki ketabahan yang sama untuk mengurus diri sendiri, mengenali diri Anda sendiri dan memenuhi kebutuhan Anda tanpa merasa bersalah sedikitpun?
Sebagai orang Dewasa, Anda mengambil banyak peran; sebagai pasangan, ibu / ayah, karyawan atau pemilik bisnis, sekolah / komite anggota masyarakat, kepala penggalangan dana serta kegiatan 'ekstra kurikuler' untuk sekolah dan acara olahraga dan banyak lagi. Hampir semalam tanggung jawab Anda tumbuh sementara tingkat 'kecintaan terhadap diri sendiri dan perawatan diri' menyusut. Apakah Anda melihat diri Anda dalam gambaran ini?
Hubungan dengan diri sendiri adalah komitmen seumur hidup, - ketika Anda gagal untuk peduli dan mencintai diri Anda sampai akhirnya membenci tanggung jawab Anda, termasuk memberi perhatian pada orang yang Anda cintai. Bila Anda mengabaikan kebutuhan Anda, Anda mengatakan kepada dunia bahwa Anda tidak layak dengan cinta dan perhatian sehingga itu akan memberi Anda apa yang Anda percaya layak Anda dapatkan.
Lakukan sesuatu yang membuat Anda bahagia
Ciptakan waktu dimana Anda bisa memberi perhatian pada diri Anda dan merawat diri Anda. Sadar diri untuk melakukan hal-hal yang membuat Anda bahagia. Ketika Anda melakukannya - Anda dapat menjadi seseorang yang lebih murah hati, memiliki energi tak berujung dan cinta terhadap diri tanpa sedikitpun kebencian terhadap tanggung jawab Anda.
Sebagai contoh, dalam sebuah lingkungan keluarga yang sehat yang mengutamakan perhatian, cinta dan penghargaan dari setiap individu termasuk pemberi perhatian yang paling utama. Tingkat perhatian ini terbukti di mana-pun keluarga Anda pergi. Ketika seseorang melihat anak-anak bahagia, Anda pasti menganggap bahwa mereka memiliki orang tua yang bahagia, atau mereka dikelilingi oleh lingkungan yang membahagiakan.
Luangkan waktu hari ini untuk kembali melakukan jadwal mingguan Anda dan berikan waktu untuk diri Anda – cintai diri Anda terlebih dahulu dan orang lain akan menghargai diri Anda serta memberi apresiasi lebih kepada Anda.
Jadilah cinta, mencintai, dan Anda akan dicintai.
Subscribe to:
Posts (Atom)